Sumbawa Besar, 6 Mei 2025 – Di tengah malam yang sepi di RSUP Manambai Abdul Kadir, satu pemandangan menyentuh hati hadir tanpa gembar-gembor.

Kepala Desa Labuhan Burung, Iwan Iskandar Putra, memilih bermalam di rumah sakit demi mendampingi warganya, Rahman, yang akan menjalani operasi pengangkatan daging tumbuh di pelapis mata.

Bagi Iwan, ini bukan sekadar kunjungan atau bentuk belas kasihan sesaat. Ini adalah bentuk kepedulian mendalam dan pengakuan bahwa seorang pemimpin sejati hadir utuh untuk rakyatnya, terlebih saat rakyat dalam keadaan paling rentan.

“Dia ini orang yang spesial, waktu Ramadan lalu saya dampingi juga ke Puskesmas Buher. Saya tahu betul bagaimana keadaannya. Kalau ditanya perawat atau dokter, dia gugup, gemetaran, ketakutan. Saya tahu betul kondisi keluarganya. Dia belum menikah, tapi jadi tulang punggung keluarga dan semua hasil kerjanya diberikan ke ibunya. Itu membuat saya terharu,” ungkap Kepala Desa Labuhan Burung, Iwan Iskandar Putra yang akrab disapa Iponk.

Rahman bukan hanya seorang pasien bagi Iwan. Ia adalah simbol dari perjuangan warga kecil yang tetap berdiri tegak dalam keterbatasan. Dan karena itu, ia tidak bisa dibiarkan berjuang sendiri.
Tak hanya dengan empati, Iwan juga hadir dengan kejelasan arah kebijakan. Pendampingan ini, tegasnya, bukan kegiatan tanpa anggaran.

“Kami sudah alokasikan 3% dari Dana Desa untuk operasional kegiatan sosial dan kemasyarakatan seperti ini. Salah satunya ya ini kepala desa hadir langsung mendampingi warganya yang membutuhkan,” jelasnya.

Langkah Iwan menjadi pengingat kuat: jabatan adalah amanah, dan rakyat bukan sekadar angka dalam laporan, tapi jiwa-jiwa yang perlu didampingi, disentuh, dan dikuatkan.

Dalam diamnya malam di RSUP, Iwan menunjukkan bahwa kepemimpinan yang benar bukan soal popularitas tapi tentang keberanian untuk hadir, di tempat dan waktu di mana rakyat paling membutuhkannya.